Kamis, 19 Mei 2011

MEDIA PORNAGRAFI

Secara manusiawi setiap orang mempunyai dorongan seksual. Tapi, perbedaan antara satu orang dengan yang lainnya adalah masalah penyikapan dan penyalurannya. Salah satu caranya adalah dengan media pornografi. Media pornografi???? hm,, tentu bukan kata yang baru lagi buat kita.. kata media sendiri berarti perantara, atau pengantar, dan istilah pornografi sendiri adalah bentuk imajinasi manusia tentang sesuatu yang ingin diketahui. Pornografi digunakan untuk segala sesuatu yang bersifat seksual. Pornografi sendiri seringkali mengandung konotasi negatif dan bernilai seni yang rendahan. Di dunia media masa pornografi dikenal dengan yellow paper, media kuning yang menempatkan sex, crime dan sensation sebagai menu utamanya. Di negara-negara Eropa, yellow paper adalah fenomena yang biasa saja. Hal tersebut tentu membawa pengaruh besar bagi pertumbuhan dan pekembangan anak khususnya remaja.

JENIS - JENIS MEDIA PORNOGRAFI

INTERNET

Untuk media yang satu ini pasti semua orang pernah menggunakanya. Internet, teknologi canggih satu ini memang membawa dampak besar bagi kehidupan saat ini. Teknologi satu ini membawa kita ke era yang dinamakan era atau zaman digital.

Kita selalu membayangkan internet seperti sebuah lautan luas yang dipenuhi banyak sekali mutiara yang menunggu untuk ditemukan.

Namun sangat disayangkan teknologi yang satu ini membawa dampak kemajuan juga kemunduran. Misalnya saja, antusias warga untuk mengunjungi perpustakaan daerah (perpusda) belakangan ini menurun. Penyebabnya, menjamurnya warung internet (warnet) dan fasilitas internet nirkabel lainnya. Penurunan yang terjadi itu, kebanyakan berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Untuk warga biasa tidak begitu banyak berpengaruh. Ini karena mereka masih banyak yang kurang atau belum familiar dengan perkembangan teknologi khususnya internet. Kalau pelajar dan mahasiswa, memang terjadi penurunan cukup lumayan.

Bagi anak-anak, internet juga bisa menjadi sebuah lautan yang dipenuhi hiu-hiu ganas dalam wujud pornografi. Sebuah hasil survei tentang pornografi dikalangan anak-anak dilaporkan oleh lembaga Third Way. Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa anak-anak sangat rentan mengakses situs pornografi sejak berusia 11 tahun.

Hal yang lebih mengejutkan lagi, ternyata kalangan terbesar yang paling banyak mengakses situs porno bukanlah remaja dewasa berusia 19-25 tahun, melainkan para ABG yang rata-rata berusia 12-17 tahun. Banyak diantara mereka yang berubah cara pemikiran dan prilakunya disebabkan karna sering membuka situs porno. Sikap mereka terhadap lawan jenis sebaya pun sudah bergeser 360 derajat. Itu karena pornografi sangat merendahkan derajat kaum wanita. Tidak mengherankan bila orang yang sering mengakses situs porno hampir tidak punya rasa malu lagi. Pornografi bahkan sudah menjadi bahan tertawaan dalam acara sitkom keluarga. Walaupun seks itu adalah hal yang alami, tetapi industri pornografi tidak pernah bertujuan mendidik orang tentang seks, melainkan mengeksploitasi seks demi alasan komersial belaka.
Akses kepada situs porno juga sangat mudah, hampir semua situs porno menggunakan sebuah system yang bisa dimanipulasi oleh siapapun, termasuk anak kecil sekalipun. Biasanya para pengunjung situs porno akan dimintai konfirmasi bahwa mereka berusia minimal 18 atau 21 tahun, tergantung di Negara mana mereka tingggal. Tentu saja anak-anak dapat membodohi system yang sangat sederhana seperti itu. Lalu ada pula system ‘porn-napping’ yaitu sebuah strategi program internet yang dirancang untuk menjerumuskan anak-anak. Sehingga apabila mereka salah mengeja nama domain seperti Disneyland, Pokemon atau Teletubbies, mereka bisa saja langsung terkoneksi dengan beragam situs porno yang tidak karuan.Merebaknya hal-hal berbau pornografi, langsung atau tidak langsung dibiarkan atau bahkan dikondisikan oleh pemerintah. Pemerintah juga memiliki program internetisasi sekolah, sementara di waktu yang sama belum sanggup menghentikan situs-situs yang berbau pornografi. Termasuk di dalamnya, perusahan-perusahaan penyedia jasa layanan INTERNET.

DAMPAK - DAMPAK MEDIA PORNOGRAFI

Menurut Mary Anne Layden, direktur Program Psikologi dan Trauma Seksual, Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat, menyatakan gamabar porno adalah masalah utama pada kesehatan mental masyarakat dunia saat ini. ”Ia tak cuma memicu ketagihan yang serius, tapi juga pergeseran pada emosi dan perilaku sosial”. Lebih lanjut ia menyatakan bahwa ”pengaruh kokain dalam tubuh bisa dilenyapkan. Ini berbeda dengan pornografi. Sekali terekam dalam otak, image porno itu akan mendekam dalam otak selamanya". Banyaknya tayangan seksual dalam video klip, majalah televisi, dan film membuat remaja melakukan aktivitas seks secara sembarangan yang menyebabkan , perzinahan dan pergaulan bebas di kalangan remaja tumbuh sangat pesat.Korbannya tentu saja para generasi masa depan, anak-anak dan remaja.Banyak anak yang menjadi sasaran penyebaran pornografi,karena menjadi pasar masa depan, mental model pornografi, perpustakaan porno pada anak yang bisa diakses kapan saja dan dimana saja.

"Yang terjadi sekarang pornografi tidak hanya di tingkat SMA, namun merambah ke SMP. Tidaklah mengherankan ketika terjadi kasus pemerkosaan terhadap anak-anak oleh anak seusia SMP, adegan panas yang dilakukan oleh siswa-siswa SMA, bahkan ada temuan siswa tidak mengetahui dirinya hamil akibat perbuatan yang dilakukannya dan banyak lagi kasus-kasus lain. Menurut Jane Brown, ilmuwan dari Universitas North Carolina, ”semakin banyak remaja disuguhi eksploitasi seks di media, mereka akan semakin berani mencoba seks diusia muda. Menurut hasil survei Komnas Anak terhadap sekitar 4.500 remaja di 12 kota besar di Indonesia pada tahun 2007, sebanyak 97 persen pernah menonton sesuatu yang berbau pornografi."Efek dari pornografi dan dapat berimplikasi pada tingginya angka kehamilan diluar nikah yang seringkali merebak dikalangan anak remaja.Dengan demikian tentu kita semuanya sepakat bahwa pornografi berpotensi merusak moral bangsa, terutama ketika jatuh ke tangan orang yang belum cukup usia.Hal ini menjadi catatan penting, bahwa pendidikan seksual sangat dibutuhkan di kalangan pelajar agar mereka tidak terjebak dalam perbuatan pornografi. Tentu hal yang sangat memprihatinkan bagi masa depan mereka. Untuk itu, orang tua perlu memantau aktivitas, pergaulan, dan perkembangan anaknya agar terhindar dari pornografi.

CARA MENGURANGI DAMPAK PEMAKAIAN MEDIA PORNOGRAFI

Para pemilik dan pengelola warnet dengan tegas memfilter konten pornografi dan tentu saja PEMERINTAH melalui depkominfo sudah tentu wajib untuk mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi dampak peristiwa ini.

Selain dampak tersebut, ada juga yang masalah yang sangat memprihatinkan yang saat ini marak di dunia maya, yaitu pornografi. Untuk mengantisipasi maraknya pornografi di kalangan pelajar dibutuhkan pembinaan dan pengawasan penggunaan perangkat teknologi informasi

Namun yang palin penting kita kembalikan kepada masing-masing pribadi dan keluarga Menurut psikolog sekaligus direktur Lembaga Psikologi Daya Insani ini, orangtua dan lingkungan harus turut mengawasi supaya anak-anak tidak mengakses konten pornografi. Salah satu cara yang harus dilakukan ialah, membangun komunikasi dengan buah hatinya.

.keluarga dalam hal ini orang tua merupakan unsur utama yang secara langsung dapat mempengaruhi perkembangan mentalitas anak-anaknya. Jika situasi lingkungan keluarga baik, maka secara tidak langsung dapat mendorong anak kearah yang baik pula.
Selain menanamkan nilai agama, orang tua juga harus melakukan pengawasan terhadap pesatnya kemajuan teknologi. Tontonan porno di layar televisi dan internet merupakan hal yang perlu diwaspadai oleh orang tua. Penerapan dan penanaman nilai agama dan bimbingan mental anak, dari orang tua harus di lakukan secara persuasif, yakni dengan melakukan diskusi sesering mungkin kepada anak tentang aktivitas harian sang buah hati, serta memberikan contoh positif dengan menciptakan keharmonisan berumah tangga serta tidak terlalu memaksakan kehendak anak dalam proses pengambilan keputusan.
Apalagi disaat ini, tambahnya, usia remaja merupakan masa yang rentan akan masuknya pornografi dan pornoaksi, karena pada usia tersebut rasa keingintahuan anak sangatlah tinggi. Melalui pendidikan agama atau peningkatan iman terhadap ajaran agama pada anak dan peran serta orang tua dapat membantu menangkal bahaya pornografi. Perlu diingat bahwa pornografi bisa berlangsung di mana saja, kapan saja dan melalui media apapun, kembali kepada masing-masing individu untuk memilih yang penting atau yang tidak penting.

KENAPA ORANG TERTARIK PADA MEDIA PORNOGRAFI?

Banyaknya kalangan anak remaja yang kecanduan pornografi, disebabkan karena sejumlah faktor.Salah satunya, karena orang tua tidak memiliki waktu yang cukup untuk anak, kurang tanggap dan gagap teknologi, serta pendidikan agama dan pengontrolannya masih kurang.

KESIMPULAN

Teknologi informasi semula dibuat untuk memudahkan, tetapi dibalik itu tersimpan bahaya yang mengancam masa depan anak-anak kita.

0 komentar:

Posting Komentar